Muncul dan
berkembangnya nasionalisme di Filipina tidak dapat dipisahkan dari
akibat-akibat penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara barat, terutama oleh
bangsa Spanyol. Kedatangan bangsa Spanyol ke dunia Timur adalah dalam upaya
untuk mendapatkan sumber rempah-rempah yang sangat laku di pasaran Eropa.
Kedatangan bangsa Spanyol di Filipina dipimpin oleh Ferdinand Magelhaens. Ia
tewas terbunuh karena terlibat dalam perselisihan antar penduduk di kepulauan
ini.
Kepulauan
Filipina pernah menjadi rebutan antara bangsa Spanyol dengan bangsa Portugis.
Akhirnya, seorang bangsa Spanyol bernama Miguel Lopez De Legazpi mendaratkan
tentaranya di Filipina dan berhasil mendudukinya. Ia mendirikan kota Manila
tahun 1571 dan sejak saat itu Filipina menjadi jajahan Spanyol (1571 – 1898).Sejak
Filipina dikuasai oleh bangsa spanyol, seluruh kegiatan penting seperti
pemerintahan dan ekonomi dipegang oleh bangsa Spanyol. Bangsa Spanyol menguasai
dan menjajah Filipina dengan sistem kuno, yaitu Gospel (Penyebaran agama), Gold
(Emas), dan Glory (kejayaan). Penyebaran agama Roma Katolik mendapat bantuan
dari pemerintah Spanyol sebagian besar penduduk Filipina memeluk agama Roma
Katolik.
A. Faktor Pergerakan Nasional Filipina
a. Faktor Intern
Ø Lahir kaum
intelektual atau golongan terpelajar. Datangnya bangsa Spanyol yang menyebarkan
agama katolik Roma, akan membawa Bangsa Filipina ke cara-cara hidup Eropa,
sehingga menggantikan cara hidup asli. Pendidikan Filipina termasuk maju,
dibandingkan dengan negara-negara Asia, karena mendapat pendidikan dengan sistem
negara Barat. Pendidikan tersebut menimbulkan golongan pelajar yang tau bahwa
mereka dijajah. Mereka ingin merdeka.
Ø Imperialisme
Spanyol yang bertindak kejam dan kolot. Tidak ada kebebasan untuk mengeluarkan
pendapat. Setiap tuntutan mengenai
perbaikan pemerintahan, dianggap sebagai pengkhianatan terhadap Spanyol dan
dihukum secara kejam.
Ø Karena
perlakuan yang tidak adil terhadap kehidupan bangsa Filipina baik dalam bidang
politik, ekonomi maupun sosial. Misalnya, Penguasa gereja yang mengekang
kehidupan bangsa Filipina. Sebagian besar tanah Filipina milik biara, sehingga
para petani Filipina hanya sebagai penyewa tanah belaka. Hidup para petani
sangat menderita.
Ø Rakyat
Filipina pernah merasakan suasana liberal pada masa Gubernur Torre tahun
1869-1871. Makarakyat lebih cenderung untuk bersifat liberal karena sudah
terasa enaknya masa itu.
b. Faktor Ekstern
Ø Pengaruh
paham-paham baru seperti demokrasi dan liberalisme. Pembukaan Terusan Suez
mempermudahhubungan Eropa dan Asia. Oleh karena itu buku yang memuat paham
demokrasi dan liberalisme dengan mudah masuk ke Asia, termasuk ke Filipina.
Sebaliknya banyak orang Asia pergi ke Eropa, sehingga mengenal Nasionalisme
Barat, yang dibawa ke Filipina.
Ø Revolusi
Industri II. Dengan ditemukannya alat-alat transportasi dan telepon memperluas
daya hubungan dan komunikasi saat itu termasuk Filipina.
Ø Pengaruh
revolusi kemerdekaan di Amerika Latin yang menentang imperialisme Spanyol.
Diantaranya adalah Perang Kemerdekaan Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika
Selatan terhadap bangsa Spanyol (1810-1828), membuka mata bangsa Filipina bahwa
Spanyol dapat dikalahkan.
B. Pergerakan
Nasional Filipina
Gerakan-gerakan yang berlangsung sampai Tahun 1872
Gerakannya
berupa perlawanan-perlawanan lokal di tempat-tempat tertentu. perlawanan ini
timbul karena adanya ketidakadilan yang dialami berbagai lapisan masyarakat
seperti: Kaum petani yang dikuasai tanahnya, Kaum gereja dan pegawai yang
gajinya kecil, Penguasaan golongan pendeta-pendeta Dominican. Sehingga
orang-orang Filipina seperti tidak punya hak. Terbukti saat pendeta Apolinario mengusulkan masalah wali
Joseph Toyabas malah
ditolak oleh golongan Dominican dan bahkan ia ditembak.
Ditahun
1821, terjadi pemberontakan di Novales dan tahun 1842 terjadi di Toyabas sebagai
ungkapan ketidakadilan. Klimaksnya, tahun 1872 pecah pemberontakan di Cavite
yang dilancarkan oleh 200 orang tentara yang didukung oleh rakyat. Pemberontakan di Cavite dilatar belakangi oleh penarikan hak istimewa yang membebaskan pekerja dari pajak. Hal ini
bermula dari pergantian jabatan gubernur yang awalnya dipimpin oleh Carlos Ma
de la Torre digantikan oleh Rafael de Izequiredo yang pandangan dan sikapnya
sangat berbeda dengan de la Torre. Gubernur yang baru itu memandang rakyat
dengan penuh kecurigaan dan membatasi kebebasan perseorangan.
(Sudharmono,2012:146)
Menghadapi
kekacauan itu, pendeta-pendeta dari kalangan Dominican menggunakan
kesempatan untuk menumpas saingannya, yaitu: Jacinto Zamora, Jose Burgos, dan
Mariano Comes, yang semuanya dijatuhi hukuman mati.
Gerakan-gerakan yang berlangsung
antara Tahun 1872-1896
Terbunuhnya
tiga pendeta di atas, menambah rasa kebencian rakyat Filipina. Semangat
anti-spanyol dan cita-cita ingin bebas dari penjajahan semakin kuat. Pergerakan
nasionalisme pertama kali muncul di Filipina dipelopori oleh kalangan mahasiswa
di Manila pada tahun 1880, mereka mendirikan gerakan gelap yang disebut dengan
nama Compenerismo (yang artinya persahabatan). Tujuan gerakan itu adalah
mengusahakan pendidikan yang patriotis (semacam gerakan budi utomo di
Indonesia).
Setelah
gerakan Compenerismo muncullah seorang pemimpin muda, Jose Rizal. Dia berupaya
melakukan propaganda untuk menanamkan persamaan hak di kalangan bangsa Filipina
dengan Spanyol serta menuntut kebebasan berbicara, rapat dan berkumpul untuk
mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan. Cara perjuangannya adalah
menolak cara-cara radikal, mengutamakan cara persuasive untuk membina dan
menyadarkan bangsa Filipina, yang dilakukan melalui tulisan dalam majalahnya
‘La Solidarided’, pimpinan Lopez Jaena. Selain itu, Jose Rizal juga
membuat novel Noli Me Tangere’ (1887) dan ‘El Filibusterism’
(1891). Pada tahun 1892 Jose Rizal juga membentuk gerakan gelap yang disebut
dengan Liga Filipina. Tujuan Liga Filipina adalah mempersatukan seluruh
Filipina untuk menentang ketidakadilan dari pemerintahan jajahan Spanyol.
Gerakan ini membuatnya dibuang ke Mindanao.
Jose Rizal seorang dokter, ahli sastra, dan telah mengunjungi
Spanyol, Prancis, Jerman, dan Inggris. Ia menulis buku yang terkenal dan menggemparkan
pemerintah kolonial Spanyol di Filipina.
Judul bukunya adalah Noli metangere, yang artinya jangan menyinggung
saya. Isi buku itu mengkritik pedas penguasa gereja dan pemerintah kolonial. Ia
ditangkap dan diasingkan. Para pemimpin gerakan kemerdekaan, Jose Rizal
diasingkan, menganggap bahwa dengan jalan damai sulit untuk memperoleh kemerdekaan.
Untuk itu mereka melaksanakan jalan pemberontakan bersenjata.
Pada tahun 1893 Andres Banifacio mendirikan katipunan, yaitu gerakan
nasionalis untuk melawan penjajah Spanyol. Katipunan adalah sebuah akronim
dalam bahasa Tagalog untuk “Asosiasi Piitra-putra Rakyat yang paling tinggi dan
paling terhormat”. Selama empat tahun setelah pendiriannya, organisasi
Katipunan tetap tidak tercium oleh pihak penguasa berkat tindakan pencegahan
yang diciptakan untuk menjaga kerahasiaannya. Beroperasi melalui sel-sel,
organisasi itu mengejar tujuan-tujuan revolusioner. Bonifacia menyadari akan
keterbatasan pendidikannya, berupaya menarik para ilustrado ke dalam Katipunan.
( Sudharmono,2012:150)
Pergerakan kebangsaan di Filipina meletus dalam bentuk pemberontakan katipunan
terhadap kekuasaan Spanyol sejak tahun 1896 yang dipimpin oleh Jose
Rizal, namun pemberontakan itu gagal. Andres Banifacio kemudian memimpin gerakan
rahasia, yaitu Liga Filipina. Mengakibatkan Jose Rizal ditangkap dan dijatuhi hukuman
mati pada tanggal 30 Desember 1896. Kematian Jose Rizal menimbulkan kemarahan rakyat
Filipina untuk mengusir Spanyol.
Ini terbukti sejak tahun 1896 pemberontakan rakyat Katipunan melawan penjajah
Spanyol, dilanjutkan oleh Euriho Aquinaldo yang terus berkobar. Pemerintah Spanyol
tidak berhasil menindasnya. Pemberontakan semakin besar, akhirnya Spanyol yang
diwakili Gubernur Jenderal Primo de Rivera mengajukan perdamaian dengan mengadakan perjanjian Filipina, yaitu Perjanjian Biacna Bato
(1897), dengan Aquinaldo. Perjanjian tersebut berisi :
1.
Aguinaldo
meletakkan jabatan sebagai ketua dan menghentikan perlawanan.
2.
Ia
mengasingkan diri ke Hongkong seumur hidup dan akan diberikan uang 800.000 peso
oleh pemerintah Spanyol.
3.
Pemerintah
Spanyol akan memberikan ganti rugi kepada petani 900.000 peso.
Namun kedua
belah pihak tidak mentaati perjanjian itu, terutama Spanyol tidak membayar
seluruh ganti rugi kepada Filipina, Aguinaldo sendiri diberikan uang oleh
Spanyol dan oleh Aguinaldo dibelikan persenjataan untuk dipakai memberontak
melawan Spanyol. Tahun 1898 timbul suasana tegang dan permusuhan antara Amerika
Serikat dengan Spanyol yang bermula terjadi di Cuba. Permusuhan ini
meluas ke Filipina dan Amerika bermaksud mengusir Spanyol dari Filipina.
Bahkan pada saat perebutan daerah koloni di sekitar Laut Karibia antara
Amerika 1898. Spanyol memusatkan
perhatian terhadap perang itu.
Melihat keadaan ini Euriho Aquinaldo kembali ke Filipina. Euriho Aquinaldo
kembali untuk memproklamasikan Filipina sebagai negara yang yang merdeka pada
tanggal 12 Juni 1898.
Bersama Amerika ia melawan Spanyol. Kemudian ia menggempur tentara kolonial
Spanyol. Spanyol mundur maka Filipina jatuh. Tinggal Manila yang belum jatuh.
Pada tanggal 13 Agustus 1898 Manila jatuh. Kemudian sementara itu, Amerika yang
memperoleh kemenangan atas Spanyol dalam perang di Laut Karibia. Dalam
perjanjian perdamaian Paris tanggal 10 Desember 1898 Spanyol menyerahkan
Filipina kepada Amerika, dengan menerima uang sebanyak $20.000.000,00.
Harapan
setelah Spanyol kalah, Filipina dimerdekakan dan Aguinaldo dijadikan
presiden. Pada bulan Agustus 1898 Spanyol menyerah. Setelah menyerah, Amerika
tidak memberikan kemerdekaan kepada Filipina, akibatnya Aguinaldo
memproklamirkan Republik Filipina tahun 1898 di Malolos. Dengan dibentuknya
Republik Filipina tersebut Amerika bertindak tegas kepada Aguinaldo dan
akhirnya Aguinaldo ditangkap dan ia pun menyerah. Pada bulan Maret 1901 dia
meletakkan senjata.
Penjajah Spanyol pergi dari Filipina. Filipina lepas dari penjajah Spanyol,
tetapi jatuh lagi ketangan Amerika, yang lebih kuat dan besar. Untuk itu,
Amerika tidak mengakui kemerdekaan Filipina yang telah diproklamasikan pada tanggal
12 Juni 1898, bahkan sebaiknya, daerah itu dijadikan sebagai daerah jajahan Amerika
sejak tahun 1898. Tetapi Euriho Aquinaldo, dan tetap memegang teguh kemerdekaan
Filipina.
Pada tahun 1898 itu juga UUD terbentuk, dan Euriho Aquinaldo menjadi presiden.
Perjuangan melawan Amerika dimulai. Dua tahun lamanya ia melawan Amerika, namun
belum berhasil. Pada tahun 1901 Amerika dengan tipu muslihatnya berhasil menangkap
Euriho Aquinaldo. Tetapi gerilyawan- gerilyawan lainya meneruskan perjuangan sampai
tahun 1902.
Filipina pada masa Pendudukan Amerika Serikat
Filipina
jatuh ke Amerika pada tanggal 10 Desember 1898 setelah perjanjian Paris. Amerika
menyatakan bahwa menguasai Filipina bukan untuk kesenangan Amerika tapi untuk
kepentingan Filipina. Ini terbukti dengan pelaksanaan Filipinisasi disegala
bidang dan lapisan pemerintahan tetapi hal itu tidak terjadi dengan segera.
Karena tidak mudah bagi orang Filipina untuk menerima kenyataan kekuatan
Amerika yang unggul, begitu pula kesadaran bahwa kehadiran Amerika disana bukan
hanya untuk sementara waktu saja. Reaksi-reaksi yang timbul diwakili oleh 6
orang berikut ini :
1. Felipe Salvador yang bertempur
sebagai pemimpin gerilya melawan spanyol dan kemudian Amerika Serikat, tahun
1903 muncul sebagai “Paus”Santa Iglesia, suatu kelompok mistik dan militan,
yang selama beberapa tahun melakukan perlawanan terhadap rezim penjajahan. Ia
tewas di tiang gantungan pada tahun 1911 karena dipersalahkan melakukan
pembunuhan dan pemberontakan.
2. Jenderal Artemio Ricarte, ketika
tertangkap pada tahun 1900 menolak untuk bersumpah setia kepada rezim yang
baru, ia di asingkan dan kemudian di penjarakan setelah kembali secara ilegal,
diasingkan lagi pada tahun 1910, dan menetap di Jepang. Kembali lagi ke Filipina
bersama bala tentara Jepang pada tahun
1942, dan ikut tewas bersama mereka pada tahun 1945.
3. Jenderal Emilio Equinaldo,
setelah tertangkap mengucapkan sumpah setia kepada rezim baru, mengajukan diri
sebagai calon presiden Commonwealth pada tahun 1935, tetapi tidak
berhasil muncul sebagai pemenang, menjadi kolaborator Jepang dan kemudian
meninggal dunia dalam usia lanjut.
4. Manuel Quezon, seorang pemimpin
pasukan gerilya yang masih muda, baru mau menyerah ketika melihat Aquinaldo
yang ditawan berada dalam keadaan sentosa. Karirnya menanjak menjadi ketua
senat pada tahun 1916, terpilih menjadi presiden Commonwealth pada tahun 1935.
Meninggal dunia di Washington pada tahun 1944 sebagai kepala pemerintahan
Commonwealth dalam pengasingan, setelah selama dua dekade bertahan di puncak
percaturan politik Filipina.
5. Trinidad H. Pardo de Tavera,
seorang keturunan Spanyol yang berhaluan liberal abad ke-19 dan bergaya hidup
Eropa, mendukung gerakan revolusioner. Oleh Gubernur Jenderal Taft diangkat
menjadi anggota Komisi Filipina, suatu dewan pemerintahan kolonial masa awal.
Kemudian aktif menyebarkan gagasan pendidikan umum yang bercorak sekuler, dan
menentang gereja serta ketakhayulan.
6. Sergio Osmena, seorang pemuda
Cina peranakan dari Cebu, sebagai pengacara menanjak karirnya menjadi pemimpin
mayoritas dikalangan legislator Filipina, dari tahun 1907-1922. Setelah itu
menjadi wakil presiden mendampingi Quezon sampai 1944, dan kemudian
menggantikannya sebagai presiden Commonwealth sampai beberapa waktu setelah
kemerdekaan diperoleh (1944-1946).
Keenam
orang ini dapat dipandang sebagai mewakili perkembangan menurunnya sikap
permusuhan dan meningkatnya kemauan menyesuaikan diri dengan kehadiran Amerika
Serikat sebagai kekuatan penjajah. Salvador, pemimpin gerilya yang tidak kenal
kompromi. Aquinaldo, pemberontak yang berhasil di-“jinak”-kan. Quezon, oposan
yang konservatif. Pardo, tokoh aristrokat yang mau bekerja sama osmena, tenaga
pakar dalam penyusunan konstitusi. Ketika nama pertama mewakili semangat
perlawanan, sementara tiga yang dibelakangan menunjukkan kesediaan bekerja sama
yang tinggi dengan Amerika Serikat (John Bresnan, 1986:6).
Sejak tahun
1901 pemerintahan Amerika Serikat mengadakan politik pembaharuan dalam sistem
pemerintahan di Filipina. Tahun itu pula dibentuk Komisi Filipina yang
dikepalai oleh Gubernur Sipil, yang menjalankan pemerintahan Sipil di Filipina
pada tahun 1907. Kebijaksanaan oleh Dewan Majelis Filipina pada tahun 1907.
Kebijaksanaan ini didasari oleh janji presiden Amerika Mc. Kinley antara
lain :
1.
Bahwa
pemerintah di Filipina dibentuk dengan maksud untuk kebahagiaan, kesejahteraan,
kedamaian bangsa Filipina itu sendiri. Jadi disini pemerintah Amerika tidak
bertindak sewenang-wenang.
2.
Pemerintah
Filipina berdasarkan pada peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta adat
istiadat yang ada yang akan dipatuhi dan didasarkan oleh Amerika dalam
menjalankan pemerintahannya.
3.
Pemerintah
akan menjunjung tinggi hak asasi manusia
4.
Pemerintah
akan sungguh-sungguh masalah pemilikan tanah.
5.
Pemerintah
menghormati kebebasan beragama.
6.
Peningkatan
dan pemerataan pendidikan dan penggunaan bahasa inggris di masyarakat akan
diperhatikan pemerintah.
Tahun 1919
Filipina menuntut kemerdekaan penuh. Tuntutan ini dijawab Amerika dengan
didirikannya Word Forbes Comission. Pada tahun misi ini, menyatakan
laporannya bahwa Filipina belum saatnya untuk merdeka maka hal ini harus
ditangguhkan, namun Amerika membimbing Filipina untuk menuju arah kemerdekaan.
Tahun 1934
Amerika mengeluarkan undang-undang yang dikenal dengan The Tyaings Mc.
Duffle Act, yang isinya bahwa Amerika akan memberikan status Commenwealth
kepada bangsa Filipina. Dan ini baru diwujudkan 4 Juli 1936 dengan penegasan
bahwa Commonwealth ini merupakan bentuk masa peralihan dari
situasi penjajahan ke situasi kemerdekaan penuh.
Sepuluh
tahun kemudian tanggal 4 Juli 1946 Filipina diberi kemerdekaan oleh Amerika
yang mana hari itu sama dengan hari kemerdekaan Amerika. Presiden Filipina pada
masa itu adalah Hanuel Quezon.
Filipina pada masa Perang Dunia II dan Pendudukan
Jepang
Penyerangan Jepang
terhadap Filipina merupakan bagian dari strategi Perang Asia Timur Raya
yang dilakukan secara bersamaan terhadap Pearl
Harbour dan Malaya. Penyerangan ke Pearl Harbour dilakukan pada 8
Desember 1941 waktu Tokyo, atau 7 Desember 1941 waktu Hawai. Berita penyerangan
tersebut telah diterima pada 8 Desember 1941 pukul 02:30 waktu Manila.
(Soetanto, Himawan, 2010:363).
Penyerangan
Jepang ke Filipina menpunyai 3 tujuan strategis, yaitu:
1.
Agar Filipina tidak digunakan lagi
sebagai pangkalan militer Amerika.
2.
Untuk mendapatkan pangkalan dan
pusat pembekalan yang lebih dekat bagi tentara Jepang dalam rangka operasi
selanjutnya ke Hindia-Belanda.
3.
Untuk mengamankan jalur komunikasi
dan logistik antara daerah yang berhasil merebut di selatan dan kepulauan
Jepang (Soetanto, Himawan, 2010:364)
Jepang
meluncurkan serangan mendadak di Pangkalan udara Clark di Pampanga, Filipina
pada 8 Desember 1941, hanya sepuluh jam dari serangan Pearl Harbour. Pengeboman
udara diikuti dengan mendaratnya pasukan Jepang di Luzon. Pertahanan Filipina
dan tentara Amerika Serikat dibawah pimpinan Jenderal Douglas Mac Arthur.
Dibawah tekanan beberapa pejabat tinggi, pasukan-pasukan pertahanan mengambil
alih Bataan Peninsula dan Pulau Corregidor di Teluk Manila. Untuk
menghadapi serangan Jepang, USA dan Filipina membentuk kesatuan militer
USAFFE (United State Arny Forces in the For East).
Ibukota
Negara, Manila, mengumumkan sebuah kota terbuka untuk mencegah penghancurannya,
diduduki oleh tentara Jepang pada 2 Januari 1942. Pertahanan Filipina berlanjut
sampai pengakuan kekalahan dari tentara Amerika Serikat-Filipina di Bataan
Peninsula pada April 1942 dan di Corregidor pada bulan Mei di tahun
yang sama. Lebih dari 80.000 tahanan perang ditangkap tentara Jepang di Bataan
yang terpaksa melakukan barisan kematian Bataan sebelum sampai di kamp penjara
150 km utara. Diperkirakan 10.000 orang Filipina dan 1.200 orang Amerika mati
sebelum sampai tujuan.
Presiden
Quezon dan Osmena telah menyertai para tentara ke Corregidor dan nantinya
bertolak ke Amerika Serikat, dimana mereka membuat pemerintahan di pembuangan.
Mac Arthur diperintahkan ke Australia, dimana dia memulai merencanakan untuk
kembali ke Filipina.
Penguasa
militer Jepang secepatnya memulai mengorganisir sebuah struktur pemerintahan
yang baru di Filipina dan mendirikan komisi eksekutif Filipina. Pada mulanya
mereka membuat sebuah perwakilan Negara bagian. Seterusnya yang mana mereka
memimpin urusan rakyat sipil hingga Oktober 1943, saat mereka mendeklarasikan
Filipina sebagai sebuah republik merdeka. Jepang mensponsori republik dikepalai
oleh presiden Jose P. Laurel.
Pada mulanya Jepang di terima dengan baik, karena di anggap
sebagai pembebas dan menjanjikan kemerdekaan kepada Filipina. Maka mulailah
Jepang memainkan peranannya dengan menggunakan semboyan “Asia for the Asiatic”
(Asia untuk Asia ) Jepang menunjuk para pemimpin rakyat agar mau bekerja sama dengan
Jepang antara Lain : Yose P Laurel, Benigno, Ramon Avancena, Manuct Roxas dan
sebagainya.
Dalam bidang politik, pemerintah militer Jepang membentuk
organisasi pemerintahan pusat Filipina yang bernama Executive Commission yang
terdiri dari tujuh departemen. Dengan terbentuknya pemerintahan sipil,
pemerintah militer Jepang pada tanggal 14 Oktober 1943 memproklamasikan
kemerdekaan Filipina dengan menunjuk Jose P. Laurel sebagai presiden Filipina.
Organisasi
administrsi pemerintahan pusat terdiri dari 7 departemen :
1. Departemen
Dalam Negeri
2. Departemen
Keuangan
3. Departemen
Kehakiman
4. Departemen
Pertanian dan Perdagangan
5. Departemen
Pendidikan
6. Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Umum
7. Departemen
Pekerjaan Umum dan Perhubungan
Tiap-tiap Departemen harus mempunyai penasehat dan pembantu orang
Jepang. Dalam bidang pendidikan tujuan yang sebenarnya Jepang adalah untuk
menghilangkan pengaruh kebudayaan barat.Ini di jalankan dengan propaganda
pengajaran Jepang, dengan maksud untuk kepentingan perang. Usaha-usaha utama
yang di lakukan ialah mendirikan sekolah-sekolah dasar.sebab dalam tingkat ini
sudah untuk mempengaruhi atau dimasuki propaganda Jepang. Selain itu juga
mendirikan sekolah kejuruan,kursus-kursus pertanian. Dalam pelajaran Formal di
berikan sejarah Filipina dalam bahasa Togaloh atau Togalog. Tapi karena kondisi
sosial ekonomi tidak ada masyarakat yang bergairah untuk memasukan anak-anaknya
ke sekolah.
Namun demikian seluruh urusan pemerintahan selalu dalam pengawasan
pemerintah militer Jepang. Dalam bidang ekonomi, pemerintah militer Jepang
bermaksud mengeksploitasi seluruh sumber daya alam yang ada di Filipina untuk
kepentingan industri dan tentaranya. Industri dan perdagangan sangat menderita
dan pertanian mengalami kemunduran, sebab banyak peatni yang enggan mengerjakan
tanahnya. Rakyat dipaksa menanam kapas untuk kepentingan Jepang. Sehingga
harga-harga barang tinggi, sebaliknya nilai mata uang merosot maka di sebutlah
dengan istilah Micky Mouse Money.
Akhirnya pendudukan Jepang di Filipina ditentang gerakan bawah tanah dan gerilya.
Tentara Filipina melanjutkan untuk melawan Jepang dalam perang gerilya dan
betul-betul dipertimbangkan sebuah unit pembantu dari tentara Amerika Serikat.
Keefektifan mereka seperti saat akhir perang, Jepang menguasai 12 provinsi dari
44 provinsi yang ada. Unsur utama dari perlawanan di pusat Luzon dilengkapi
oleh Huk Balahap “Tentara rakyat melawan tentara Jepang”, yang memiliki 30.000
tentara dan meluaskan kendali mereka ke luar Luzon.
Hukbalahab
Organisasi gerilyawan muncul untuk mengadakan perlawanan terhadap
Jepang. Para petani yang tergabung dalam Gerakan Hukbalahap yaitu gerakan di
bawah tanah. Mereka melawa Jepang secara bergerilya, gerkan-gerakan itu antara
lain :
1. Gerakan
Hukbalahab, di bawah pimpinan Luis Taruc yang beroperasi di Luzon Tengah.
2. Gerkan
gerilya di Manila di bawah Anderson.
3. PQOG (
Presiden Quezons Owi Guirellas ) di Suzon Selatan di bawah pimpinan
W.Q.Vinzons.
4. Gerakan di
Visayas di bawah pimpinan Ruuperto KengTeon.
Gerakan Hukbalahab merupakan yang terkenal. Gerakan Huk ini
terdiri dari petani yang menduduki tanah-tanah milik tuan tanah yang pergi ke
kota. Mereka kalau siang mengerjakan tanah, kalau malam mengangkat senjata
melawan Jepang. Pimpinan-pimpinan hHuk antara lain : Luis Taruc, Pedro
Alejondrino Vicente Lova dan Abad Santos. Gerakan ini juga mengeluarkan surat
kabar yang bernama : Ing Masale, yang merupakan media para petani, terbit
pertama kali pada permulaan Oktober 1942.
Tujuan Gerakan Hukbalahab :
1.
Melawan Jepang
2.
Mengadakan pembaharuan tanah
3.
Memperthankan tanah-tanah milik
tuan-tuan yang telah pergi ke kota.
Gerakan Hukbalahab secara resmi berdiri pada tanggal 29 Maret
1942. Gerakan ini mempunyai kekeuatan yang berupa :
a.
Pasukan bertempur yang bersenjata
lengkap 5000 orang.
b.
Pasukan tempur ringan 10.000 orang.
c.
Pasukan tak bersenjata 35.000
orang.
Perlawanan
ini berlangsung kurang lebih selama 3 tahun dan teryata banyak berhasilnya dan
selama itu berhasil membunuh lebih kurang 25.000 Jepang. Selain gerakan
Hukbalahab sebagai bentuk perlawanan terhadap Jepang, rakyat Filipina juga
melakukan peperangan di kawasan perairan yaitu Perang Laut Filipina dan Perang di Selat
Surigao.
Perang Laut
Filipina
Tahun 1944
terjadi pertempuran penting di Pasifik. Perlahan tapi pasti, angkatan laut
Amerika dan kapal perangnya melalui jalur sebelah utara Australia. Pulau Saipan
Dan Tinian di bombardir oleh konvoi dan kapal perang Amerika pada bulan Juni
dan setelah itu mereka membangun pangkalan di Guam. Sementara itu kapal perang
besar dikerahkan di laut Filipina dari pesisir Pasifik. Pada tanggal 19 Juni
perang laut Filipina dimulai. Perang ini terutama merupakan pertempuran udara
di atas Guam. Hasilnya Amerika berhasil menghancurkan 402 pesawat tempur
Jepang. Dan Amerika kehilangan 17 persawat tempur yang hancur dan 4 kapal
perang mereka dirusak Angkatan Udara Jepang. Dengan menghancurkan sebagian
besar pesawat tempur Jepang, armada Amerika buru-buru menuju ke barat dalam
rangka untuk membujuk kapal Jepang meninggalkan wilayah tersebut.
Pencarian
dengan pesawat-pesawat dilakukan untuk menentukan dimana posisi musuh. Kontak
dengan armada Jepang dilakukan pada sore hari tanggal 20 Juni. Akan tetapi
Amerika malah membombardir dan buru-buru berjuang untuk menyerang dan
menenggelamkan 2 kapal induk Jepang, 2 kapal perusak, 1 kapal tangki, dan
kemudian mereka menghancurkan lagi 3 kapal induk, 1 kapal perang, 3 kapal
pesiar, 1 kapal perusak, dan 3 kapal tangki. Sementara Amerika menderita
kerusakan 16 pesawat di tembak jatuh dan 73 jatuh sendiri karena kehabisan
bahan bakar. Perang di laut Filipina ini mencegah Jepang menguasai daerah
Marianas. Di sisi lain sudah pasti kemudian pulau itu direbut oleh Amerika.
Perang di Selat Surigao
Tentara
Jepang di sebelah selatan dating dari Singapura memasuki Selat Surigao yang
sempit pada jam malam tanggal 25 Oktober. Tugas tentara Amerika yang dikepalai
oleh Laksamana J. B Oldendorf adalah menunggu tentara Jepang dalam kesunyian.
Komandan Jepang, tidak menduga bahwa kedatangannya telah diketahui, mereka
terus menyusuri selat tersebut dengan percaya diri. Saat yang tepat ketika
kapal Jepang dalam jarak tembak meriam besar Amerika, Oldendorf member isyarat
untuk menyerang. Kapal induk, kapal perusak dan kapal perang Jepang di serang
dengan dahsyatnya. Laksamana Nishimura pun tidak diketahui apakah terkena
serangan tersebut atau tidak. Sementara Amerika hanya kehilangan 1 kapal
perusak.
Tentara
sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Mac Arthur mendarat di Leyte, pada 20 Oktober 1944 diikuti pendaratan di bagian
negara yang lain, dan sekutu menekan hingga Manila. Peperangan berlangsung
hingga kekalahan resmi Jepang pada 2 September 1945. Filipina menderita
kerugian yang besar mulai dari kehilangan jiwa dan kerusakan fisik yang amat
hebat saat peperangan usai. Sebuah perkiraan, 1 juta orang Filipina terbunuh,
dan kota Manila benar-benar rusak parah. Jepang tidak mengumumkan Filipina
sebagai kota terbuka seperti yang dilakukan Amerika Serikat pada 1942.
Pendudukan Jepang di Filipina berakhir ketika pasukan Sekutu yang
dipimpin Jenderal Mac Arthur kembali ke Filipina dan berhasil menghancurkan
pertahanan Jepang dan di bom atumnya kota Nagasaki da Hirosima pada tanggal 6
dan 9 agustus 1945 oleh Sekutu sehingga membuat jepang harus menyerah kepada
Sekutu.
Masa Kemerdekaan
Kemerdekaan Filipina dan Republik ketiga (1946-1972)
Pemilihan
umum pertama diadakan pada bulan april 1946, dengan Manuel Roxas yang menjadi
presiden pertama. Bagaimana pun juga, Filipina bergantung dengan Pasar Amerika
Serikat menurut pejabat tinggi Komisioner Amerika Serikat Paul McNutt,
dibanding Negara bagian Amerika Serikat yang bergantung kepada sebagian dari
Negara. Undang - undang Perdagangan Filipina, melewati sebagai sebuah prakondisi
untuk menerima bantuan rehabilitasi perang dari Amerika Serikat, membuat lebih
buruk ketergantungan dengan syarat-syarat selanjutnya pertalian ekonomi
kedua Negara. Pakta bantuan Militer ditandatangani pada tahun 1947 bantuan
Amerika Serikat 99 tahun sewa pada pendirian Pangkalan Militer Amerika Serikat
di Filipina (Sewa dikurangi menjadi 25 tahun, dimulai pada tahun 1967).
Pemerintahan
Roxas memberikan amnesty kepada siapapun yang telah bekerja sama pada Perang
Dunia II, terkecuali orang-orang yang melakukan gangguan kriminal. Roxas wafat
tiba-tiba karena serangan jantung pada April 1948, dan wakil presidan Quirino
terpilih menjadi presiden. Dia menjadi persiden pada 1949 mangalahkan Jose P.
Laurel.
Perang Dunia
II telah membuat Filipina kehilangan semangat dan rusak. Tugas rekonstruksi
dipersulit dengan aktifitas komunis ditunjang perang gerilya Huk Balahap
(dikenal sebagai ‘Huks’), yang telah berkembang kepada sebuah perlawanan
melawan pemerintahan baru Filipina. Peraturan pemerintah terhadap Huks mengganti
antara isyarat negosiasi dan menindas. Sekretaris pertahanan, Ramon Magsaysay
memprakarsai sebuah kampanye untuk mengalahkan pemberontak militer dan pada
saat yang sama memenangkan dukungan populer untuk pemerintah. Gerakan Huks
telah melemah di awal 1950-an, akhirnya berakhir dengan menyerah tidak
bersyarat dari pimpinan Huks Luis pada Mei 1954.
Daftar
Pustaka
Bresnan, John.
1986. Krisis Filipina Zaman Marcos dan Keruntuhannya. Jakarta :
Gramedia.
Soetanto,
Himawan dkk. 2010. Serangan Jepang Hindia-Belanda Pada Masa Perang Dunia II
1942 Perebutan Wilayah Nanyo. Jakarta: Prenada Media Group.
Sudharmono.2012.Sejarah Asia Tenggara
Modern dari Penjajahan ke kemerdekaan.Yogyakarta:Penebit Ombak.
0 komentar:
Posting Komentar